Malam tetap berbintang

Malam. Aku merasa taring - taring kecil menancap lagi dihatiku. Perih, entah kenapa. Aku kurang mengerti. Haruskah malam ini kuucapkan selamat? Akan dia yang kini menggantikan posisiku. Perlu ku katakan itu, sayang? Aku, dan segenap sel otakku berusaha meyakinkan hati agar ia tak memaksa untuk menumpahkan lukanya. Aku berusaha untuk menyumpalnya dengan pisau karat yang mungkin bisa saja membunuhnya perlahan. Aku tak begitu mengerti jelas apa yang akan terjadi. Namun aku punya ini, sebuah titipan kecil Tuhan untukku. Firasat. Dia yang membantuku selama ini. Dia yang menuntunku untuk tetap bernyawa dalam sembilu. Ia yang mengajarkan aku bagaimana sepatutnya aku bertindak. Bagaimana aku harus bijaksana dalam meneteskan air mata. Tuhan Tuhan Tuhan, dalam gelimangnya pilu ini.. Aku harap akan ada terang tanpa celah setelah ini, Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar