Mungkin kelabu ini berasa segera usang
Karena aku selalu diingatkan oleh ketidakadilan
Namun aku terus selalu menyebutnya
Setiap butir kenangan yang terlewatkan
Harus ditangisi lagi?
Dari tetes darah yang tercipta
Dalam gelutan bibirmu dan ku
Ketika saliva bertarung demi banyolan bernama kepercayaan
Mungkin akan tetap terdengar hina
Bilasaja membunuh harga diri untuk sekedar menggenggamnya
Namakan ini apa? Tak satupun lagi menjawab
Dalam gelapnya persetujuan, beradu satu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar