Aku tahu mungkin semesta rupa tak mendukung
Bilasaja aku tetap harus menjadi sajak yang digemakan surya
Semua tahu, tahu semua, namun itu kau
Jangan sesuatu yang kau sandingkan di persimpuhanmu
Peluhmu, Lelahmu, Hinamu kujilat tiap tetesnya, demi nanti
Sesuatu yang kuabaikan sarinya jauh
Tapi, ini yang dinamakan pembalasan yang manis?
Aku tahu ungkapan sureal yang biasa kau sebut
Apa isinya selain elegi berkerudung emas?
Dan kini elegi mulai merayap mencakar pangkal hati
Sudikah datang lagi? Ada mungkin yang patut diperbaiki
Namun aku yakin seperti pemberianmu tempo hari
Yang kau sebut rasa suci luar biasa berteteskan darah
Tusuk, tusuk nadinya! Yang keluar hanyalah bualan kosong
Dan ternyata? Haruskah tetap aku tertawa diatas luka menganga?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar