Teruskanlah faktamu yang kau anggap benar, sungguhpun itu terjadi, aku tak akan mengusik hangatnya mentari duniamu. Berlarilah kemanapun kau pergi. Dan bila tiupan tak sanggupkan engkau, berlarilah..
Karena aku masih disini ..
Bila dalam sajakku tersirat aku kecewa akanmu, maafkan aku. Itu bukanlah maksudku. Aku hanya tak ingin kau secepat mereka yang pergi dan tak pernah lagi kembali untuk hidupku. Dan biarkanlah ragamu temani jalannya nadiku untuk tetap terus bertahan di alunanYang Maha Kuasa ini. Aku tau hariku akan terus berkurang seiringnya titisan yang aku lewati. Namun itu tak mengapa. Dan menjadi sesuatu yang sangat berharga untukku. Entahlah, aku tak mengerti mengapa. Yang jelas nafasku bisa lebih sedikit lepas ketika aku ingin menariknya kembali. Aku tak minta kau untuk menemaniku selamanya, hingga kau tak sanggup lagi berdiri. Tenanglah, aku hanya mohon kau temaniku. Sampai nanti, sebentar lagi. Sampai mata sendu ini benar benar tertutup. Tenanglah, setelah itu kau bebas lakukan apapun tanpaku. Kau bebas tanpa beban aku yang memberatkan hidupmu, aku yang tak mampu memberimu apapun, tak mampu membahagiakanmu dengan mereka yang sebelumnya pernah kau sentuh hidupnya. Percayalah padaku. Dinding dinding hitam ini tak kan lama lagi menyiksaku, sepertinya mereka telah lelah melawanku, sepertinya mereka akan beranjak dari hidupku. Dan karena itu pula aku harus beranjak dari hidupku juga. Jaga dan jangan pernah kecewakan siapapun pengganti posisiku. Aku mohon. Aku percaya padamu. Kau bukanlah mahluk Tuhan yang pandai meremukkan tulang tulang hati yang harapkanmu. Dalam gelapnya dan pedihnya sembilu, aku bersaksi pada kepercayaanku. Aku percayakan engkau atas hatiku, hidupku, dan nafasku. Maafkan bila selama ini aku terlampau takut untuk menatap ciptaan Tuhan yang diletakkan tepat ditempat kau menyentralkan tatapan. Aku hanya takut, ketika kau melihat yang tersirat dalam buliran buliran disamping indera penglihatanku, kau tau semuanya. Dan lantas kau remehkanku, kemudian seperti yang lain. Pergi tanpa bekas. Maaf, apabila ada kata yang tak teriyakan oleh batinmu.
Demikian penutup akhiran penyampaian tak bertepi dengan gudang penuh halusinasi bayanganmu.
Dengan apapun yang dapat aku persembahkan,
Bila dalam sajakku tersirat aku kecewa akanmu, maafkan aku. Itu bukanlah maksudku. Aku hanya tak ingin kau secepat mereka yang pergi dan tak pernah lagi kembali untuk hidupku. Dan biarkanlah ragamu temani jalannya nadiku untuk tetap terus bertahan di alunanYang Maha Kuasa ini. Aku tau hariku akan terus berkurang seiringnya titisan yang aku lewati. Namun itu tak mengapa. Dan menjadi sesuatu yang sangat berharga untukku. Entahlah, aku tak mengerti mengapa. Yang jelas nafasku bisa lebih sedikit lepas ketika aku ingin menariknya kembali. Aku tak minta kau untuk menemaniku selamanya, hingga kau tak sanggup lagi berdiri. Tenanglah, aku hanya mohon kau temaniku. Sampai nanti, sebentar lagi. Sampai mata sendu ini benar benar tertutup. Tenanglah, setelah itu kau bebas lakukan apapun tanpaku. Kau bebas tanpa beban aku yang memberatkan hidupmu, aku yang tak mampu memberimu apapun, tak mampu membahagiakanmu dengan mereka yang sebelumnya pernah kau sentuh hidupnya. Percayalah padaku. Dinding dinding hitam ini tak kan lama lagi menyiksaku, sepertinya mereka telah lelah melawanku, sepertinya mereka akan beranjak dari hidupku. Dan karena itu pula aku harus beranjak dari hidupku juga. Jaga dan jangan pernah kecewakan siapapun pengganti posisiku. Aku mohon. Aku percaya padamu. Kau bukanlah mahluk Tuhan yang pandai meremukkan tulang tulang hati yang harapkanmu. Dalam gelapnya dan pedihnya sembilu, aku bersaksi pada kepercayaanku. Aku percayakan engkau atas hatiku, hidupku, dan nafasku. Maafkan bila selama ini aku terlampau takut untuk menatap ciptaan Tuhan yang diletakkan tepat ditempat kau menyentralkan tatapan. Aku hanya takut, ketika kau melihat yang tersirat dalam buliran buliran disamping indera penglihatanku, kau tau semuanya. Dan lantas kau remehkanku, kemudian seperti yang lain. Pergi tanpa bekas. Maaf, apabila ada kata yang tak teriyakan oleh batinmu.
Demikian penutup akhiran penyampaian tak bertepi dengan gudang penuh halusinasi bayanganmu.
Dengan apapun yang dapat aku persembahkan,
Aku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar